![]() |
Photo bersama Peserta Fasilitator Usaha |
Ende Flores , 19 Juli 2014, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara wilayah nusa bunga menyelenggarakan kegiatan pelatihan
fasilitator usaha menuju kemandirian ekonomi masyarakat adat.
Peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini terdiri dari
komunitas-komunitas masyarakat adat anggota aman dan calon anggota aman.
Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari mulai dari tanggal 18-19 juli
2014 di wisama Emaus jalan ponegoro kabupaten Ende.
"
Kegiatan pelatian
fasilitator usaha ini merupakan salah satu tujuan untuk mendidik dan melahirkan
para fasilitator yang mempuh mengelolah potensi sumber daya alam yang ada di
komunitas, mereka akan menjadi ujung tombak dalam mengembangkan dan
meningkatkan perekonomian masyarakat adat yang ada di komunitas” ungkap wenseslaus sen kepala
devisi ekosob aman nusa bunga dalam
memberikan sambutan pada acara pelatihan fasilitator.
lanjut Wens mengatakan bahwa akan melakukan kerja untuk (1) Mengidentifikasi
potensi-potensi ekonomi komunitas dan sumber-sumber pangan lokal
Berdasarkan wilayah-wilayah
dan mengembangkan basis-basis ekonomi di
masyarakat adat, (2) Memperkuat
Kelembagaan Ekonomi Kerakyatan yang mandiri di masing- masing komunitas masyarakat adat secara setara berbasiskan
sumber daya alam yang dikelola secara berkelanjutan, (3) Memperkuat peran serta perempuan di
dalam sistem pemberdayaan ekonomi
kemasyarakatan Sesuai dengan kearifan lokal di masing masing komunitas
masyarakat adat, (4) Meningkatkan ekonomi masyarakat adat
sebagai jalan keluar dari kesulitan Ekonomi
Masyarakat adat,(5) Membangun kerja sama dengan semua
pihak yang terkait untuk
pengembangan ekonomi Berbasis
budaya dan adat setempat, Dan disisi lain juga akan melakukan peningkatan partisipasi politik masyarakat adat unutk dapat digerakkan lebih mantap jika ketersediaan
sumber daya mencukupi.
Menurut wens bahwa saat ini kita tinggal mengelolah warisan leluhur yang telah memberikan
kekayaan alam berlimpah, tentu saja proses pengelolahan lebih pada pembangunan
ekonomi yang berkarakter sesuai dengan potensi yang ada setiap komunitas adat.
Lanjut wens mengatakan bahwa” proses yang kita lakukan hari ini akan membawa masyarakat
adat bisa mandiri di bidang ekonomi, Potensi SDA kita sangat
banyak, tanah yang masih luas dan subur,air yang melimpah, hasil
hutan,tambang,hasil pertanian,dll membutuhkan sumber daya manusia yang mampu
mengelolah secara baik dan professional. Harta warisan leluhur kita harus
dikelolah dengan baik dan dilestarikan demi keberlanjutan kehidupan generasi
berikutnya. Untuk itu kita membutuhkan orang-orang yang memiliki kepedulian
tinggi, bermartabat dan memiliki kemampuan agar kita dapat mengidentifikasi
seluruh kekayaan alam kita, mengelolah dan memanfaatkan untuk keberlanjutan
hidup kita menuju kemandirian ekonomi “ Tegasnya .
“Hal lain yang tidak kalah
penting adalah bahwa kita akan memasuki Masyarakat Ekonomi Asia yang
berlangsung pada tahun 2015. Dimana produk produk usaha kita akan bersaing
dengan produk-produk dari Negara-negara Asian lain, tenaga kerja tenaga kerja
kita juga akan bersaing dengan tenaga kerja dari luar, sementara beberapa pakar
ekonomi seperti Riza Damanik, Direktur Eksekutif IGJ menilai strategi dan
persiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 berpeluang
gagal. Mumpung masih ada sedikit waktu untuk menyiapkan diri maka Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Nusa Bunga lewat Devisi Ekonomi Sosial Budaya
menyelengarakan Kegiatan penguatan kapasitas (pembangunan Sumber Daya Manusia)
dimulai dengan Lokakarya “Membangun Usaha Masyarakat Adat Dalam Wadah Koperasi
Menuju Kemandirian Ekonomi berbasis Sumber daya Alam dan budaya dan Pelatihan
Fasilitator Usaha Masyarakat Adat”,jelas ketua devisi ekosob.
Kemudian dalam acara pelatihan
fasilitator ini di hadiri juga ketua AMAN nusa Bunga dan ketua AMAN PD flores
Tengah dan dalam acara pembukaan sambutan ketua aman nusa bunga menjelaskan situasi politik dan kebijakan
pemerintah terkait dengan masalah sumber daya alam. Dalam penjelasan ketua AMAN
wilaya nusa bunga phlipus Kami
mengatakan bahwa Aman akan membangun kemandirian ekonomi masyarakat adat sesuai
karakter budaya yang ada di wilayah komunitas masing-masing.
“potensi Sumber daya Manusia Ada,
potensi sumber daya alam punya berlimpah tetapi mengap sampai detik ini
masyarakat adat masih hidup bergantungan terhada pihak luar, masyarakat adat
sebenarnya mampuh untuk mandiri secara ekonomi, kalaupun itu dikerjakan secara
benar”, jelas Phlipus kami.
Lanjutnya” kita masyarakat adat yang
menjadi menyokong bangsa ini, kitalah masyarakat adat yang mempuh
mempertahankan tanah dari penjajah dan kitalah yang menyumbang kehidupan bagi
masyarakat kota untuk hidup, kitalah yang memberikan negara ini keluar dari
kemelutan penjajah. Tegasnya
Dalam sambutannya juga pernyataanya
cukup kritis sebab menurutnya berbicara
terkait kemandirian ekonomi dan berdaulat ditanah sendiri tidak terlepas dari
peran pemerintah yang saat ini dengan gampang memberikan IUP kepada pihak luar
untuk merampas tanah dan SDA milik masyarakat adat oleh karena itu perluh kita
mendesak pemerintah untuk segerah mencabut izin pertambangan yang saat ini di
berikan kepada pihak luar untuk mengelolahnya.
“Saya mendapatkan informasi dari bapak
bupati bahwa ia telah mencabut 3 IUP di kabupaten ende, Kemudian kita AMAN juga
harus memberikan apresiasi kepada pemerintahan kabupaten Ende Bapak
Ir.Marselinus YW Petu atas sikap kongkrit
untuk mencabut 3 IUP minerba yang beroperasi di kabupaten Ende” ungkap
Phlipus Kami
Lanjutnya “ harapan kami AMAN bahwa Sikap
Bupati ende ini harus didukung oleh bupati-bupati yang ada sedaratan flores dan
Lembata, pulau flores atau Nusa bunga tidak pas dengan untuk melakukan usaha
penambangan, daerah flores ini yang perluh dikembangkan adalah pariwisata alam,
pernyataan ketua AMAN di wisama emaus jalan ponegoro Ende (18/7)
Menurut Phlipus Kami sejak deklarasi
AMAN pada maret 1999, salah satu perjuangan AMAN adalah menolak Usaha
Pertambangan di wilayah Nusantara, termasuk Flores dan Lembata. Apa yang
dilakukan bupati Ende dengan mencabut IUP ini merupakan usaha yang berani yang
patut didukung oleh semua pihak,
“Adapun 3 IUP ini terdiri dari IUP pasir
Besi di wolotopo kecamatan ndona, IUP Batu alam Zeolit di desa ondorea kecamatan Nangapanda dan IUP
Batu alam zeolit di pu’ukungu kecamatan nangapanda”katanya.
Penulis /Yulius Fanus Mari /Jhuan infokom Aman Nusa bunga.
0 komentar:
Posting Komentar