Pemerintah Kabupaten Ende Libatkan pemangku Adat untuk rapat koordinasi

Photo Sambuatan Bupati Ende dalam acara rapat koordinasi
Tigabatu tungku
Ende, 8 Agustus 2014 dikabupaten Ende Nusa tenggara Timur  Pemerintah Kabupaten Ende Melibatkan dan mengkonsolidasi seluruh tokoh adat di setiap komunitas untuk melakukan rapat koordinasi.
Rapat koordinasi  yang berlangsung di Museum Tenun Ikat, jalan Sekarno Ende,  Kamis-Jumat 7-8 Agustus 2014, dibuka Bupati Ende Marsel Petu  dan dihadiri wakil Bupati H. Djafar Ahmad, seluruh tokoh adat se kabupaten Ende, serta segenap unsur pemerintah diantaranya, forum koordinasi pimpinan daerah (forkompinda), Pengadilan Negeri Ende, anggota DPRD Ende, Dandim 1602 Ende, Polres Ende, para camat, para kepala desa, dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di lingkup pemerintah kabupaten Ende.
Ratusan mosalaki mengambil tempat yang ditunjukan panitia tepatnya di samping museum dan sebagian mosalaki mengambil posisi di lopo-lopo di sekelilingi museum tenun ikat.
Konsolidasi seluruh Pemangku adat se kabupaten Ende untuk membangun koordinasi dalam hal pembangunan visi besar membangun dari desa dan kelurahan yang akan dijalankan oleh pemerintah kabupaten Ende. Hal yang dilakukan ini untuk melibatkan seluru tokoh adat ( mosa laki ) dalam proses membangun kabupaten ende dan juga akan melibatkan tokoh adat arah kebijakan pembangunan yang ada di wilayah kabupaten Ende.
Para mosalaki dihidangi mengi eu (siri pinang) dan bako (rokok) serta fizu (kue cucur) dan kibi (beras goreng) sebagai tradisi budaya Ende-Lio untuk para tamu.  Acara dilanjutkan dengan weza kamba (penyembelihan kerbau) yang dilakukan oleh Bupati Ende, Marsel Petu dan wakil Bupati Ende H. Djafar Ahmad disaksikan seluruh mosalaki serta ribuan undangan lainnya. Usai penyembelihan kerbau, dilanjutkan dengan tarian adat Ende, yaitu Naro yang dipimpin oleh Mosalaki Ende
Bupati Ende, Marselinus Petu, usai acara kepada wartawan, di pelataran Museum Tenun Ikat, Kamis, 7/8 mengungkapkan kegiatan rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk tetap saling menghargai serta menghormati antara satu dengan yang lain baik itu pemimpin maupun menghargai wilayah kerja masing-masing demi membangun kabupaten Ende yang lebih baik.
Ia menambahkan semua pemimpin memiliki wilayah kerja masing-masing. Pemimpin Keperintahan bersama rakyat dan pemimpin adat bersama penggarap (fai walo ana halo), namun semua bermaksud baik demi kesejahteraan rakyat secara umumnya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk saling menghargai antar pemimpin baik formal maupun informal. Selain itu untuk menghargai hak wilayah dan hak kerja masing-masing pemimpin yang ada di wilayah itu. Tujuannya satu yaitu untuk mensejahterakan rakyat, ujarnya.
Selain itu, Marsel menambahkan, selain untuk saling menghargai, lebih dari itu adalah untuk tetap menjaga nuansa kebersamaan antara tokoh-tokoh adat dengan pemerintah. Rapat koordinasi tiga tungku tersebut tetap berpegang teguh pada suatu pembangunan. Untuk membawa suatu perubahan tentu dilibatkan berbagai instansi, sehingga semua yang diharapkan dapat terwujud
Dikatakan, pemerintah Kabupaten Ende dibawah pimpinan Bupati dan Wakil Bupati Marsel-Djafar mengharapkan dukungan tokoh adat dan agama. Rapat koordinasi antara pemerintah dan mosalaki atau para tokoh adat ini juga merupakan suatu bentuk pengakuan dan eksitensi  dari masyarakat adat baik secara kelembagaan maupun struktur yang telah ada sejak jaman dahulu hingga saat ini.
Bupati Marsel mengatakan, kenyataan sosiologis dan sejarah perkembangan adat hingga saat ini diakui bahwa kehadiran pemerintah dan agama membawa nilai-nilai dan norma baru. Menyadari pentingnya peranan agama dan tokoh adat, maka dalam proses pembangunan Kabupaten Ende kedepan akan melibatkan tiga kekuatan besar itu yakni pemerintah adat dan agama demi membangun masyarakat yang berkeadilan.
Acara rapat koordinasi ini juga Pemerintah Kabupaten Ende dan seluruh mosa laki( tokoh adat ) yang ada dikabupaten ende melakukan penandatangan Nota kesepakatan yang termuat menjadi kesepakan antara pemerintah dan tokoh adat dan masyarakat adat.
Photo penandatan kesepakatan
mosalaki dan Pemerintah 
Menurut Philipus Kami Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Nusa bunga seusai mengikuti proses pelaksanaan rapat koordinasi 3 batu tungku mengatakan bahwa “ Masyarakat adat harus memulai untuk kembali menjaga dan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban mosa laki dan masyarakat adat sesuai warisan para leluhur dahulu, dan sesuai dengan kegiatan ini kita masyarakat adat mempunyai pegangan yang kuat dalam menentukan arah pembangunan yang ada di wilayah adat kita masing-masing,”kata philipus.
“ Ada Beberapa kesepakatan yang sudah dibangun antara lain melakukan pementaan seluruh wilyah adat yang ada di wilayah kabupaten Ende, penguatan lembaga adat dan seluruh nilai-nilai budaya yang ada disetiap komunitas masyarakat adat, perkuat pembangunan ekonomi masyarakat adat sehingga bisa terjawab apa yang menjadi misi pemerintah kabupaten dan juga bisa berjalan sesuai dengan UU desa yang didalamnya mengatur tentang kehidupan masyarakat hukum adat, ” pungkat Phlipus Kami.

Oleh : JFM


Share on Google Plus

About amannusabunga.blogspot.com

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: