photo acara adat poto nggo dikomunitas adat nuabosi |
Rabu, 5 Februari 2014 di Kabupaten Ende, Desa Ndetundora II
kecamatan Ende, komunitas masyarakat adat Nuabosi menyelenggarakan kegiatan
seremonial adat yang dinamakan dengan Poto Nggo, atau sering disebut dengan
acara peresemian gong baru untuk masuk ke Rumah adat agar menjadi bagian kelengkapan
adat dan budaya di komunitas Nuabosi.
Acara adat ini diselenggarakan oleh seluruh mosa laki dan
faiwalu ana kalo( tokoh adat dan masyarakat adat setempat )serta dihadiri oleh
seluruh tokoh adat yang juga perbatasan wilayah kekuasaan adatnya dengan
komunitas adat Nua bosi.
Undangan yang hadir mengikuti acara adat poto Nggo ini
terdiri dari , perwakilan dari pemerintah dalam hal ini bupati terpilih
Marselinus Patu, Anggota DPRD Philipus Kami yang juga sebagai ketua AMAN nusa
bunga,Kepala Dinas pariwisata,pemerintah Desa, Rombongan Aliansi masyarakat
adat nusantara wilayah Nusa bunga ( AMAN Nusa Bunga ) dan seluruh komunitas
masyarakat adat yang wilayah kekuasaannya perbatasan dengan komunitas adat Nuabosi
serta undangan kelurga yang berada diluar komunitas.
Penyelenggaran acara ritual poto Nggo ini langsung di rumah
adat Nuabosi. Ritual Poto nggo mempunyai makna yang sangat dalam untuk kehidupan
masyarakat adat di nuabosi. Sebab dengan kehadiran gong yang baru dibeli itu,
kemudian tokoh adat dan fai walu ana
kalonya kembali melakukan kegiatan seremonial adat yang beberapa tahun
terakhir tidak dijalankan.
Makna yang mendalam dari ritual poto Nggo itu adalah sebagai
berikut , pertama sebagai alat
pemersatu bagi seluruh masayarakat adat ( faiwalu
ana kalo ) yang hidup ditanah adat nuabosi dan selalu mematuhi kearifan
yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Kedua
sebagai bagian dari kekuatan batin untuk kehidupan masyarakat adat nuabosi
dalam menghadapi berbagai persoalan yang didalam komunitas maupun tantangan
permasalahan dari luar. Ketiga,gong
adat menjadi kekuatan supranatural dan menjadi media untuk merangkul seluruh
masyarakat adat ( fai walu ana kalo
).Keempat, sebagai media penyemangat
dalam mengahadapi perjuangan mempertahankan hak-hak masyarakat adat.
Menurut informasi dari warga komunitas adat di wilayah itu
menyatakan bahwa gong baru itu, hasil komunikasi Tokoh adat nua bosi dengan
dinas pariwisata, kemudian karena dilihat potensi pariwisatanya yang sangat menjanjikan kemudian dari dinas
pariswisata mengadakan gong dan diperbantukan kepada komunitas adat nuabosi.
Disamping juga sebelum komunikasi itu, masyarakat adat dan tokoh adatnya sedang
melaksanakan kegiatan kerja untuk membangun kembali rumah adat.
Tarian wanda pau acara adat penerimaan gong dinuabosi |
Rangkaian acara ritual
poto nggo di komunitas adat Nuabosi yaitu pertama,
penjemputan gong adat dari bandara Hassa Arubusman, karena kedangan gong baru
itu datang dari Denpasar –Bali. Dalam penjemputan ini yang terlibat adalah
tokoh adat, serta diiringi musik daerah Veko- Gendang. Kemudian setelah tiba di halam rumah adat
disambut oleh kepala tokoh adat, dan selanjutnya adat serah terima dari Dinas
pariwisata. Acara penerimaan ini diiringi musik gong lamba(dalam bahasa ende )
dan tarian woge dan Wanda pau, kemudian untuk juru bicara
acara penyambutan ini dengan bahasa adat ende langsung diucapkan oleh salah
satu tokoh adat ini sedikit cuplikan
yang bisa dicatat” Mai....mai nai nua,ndoa tembo ndia napa peka...ne’e ari ana. ( ada
sebagaian ucapan bahasa adat yang masih sulit diterjemahkan diterjemahka) artinya
ucapan adat tersebut adalah selamat datang, silakan masuk dirumah, seluru
masyarakat adat sudah menunggu kedatanganmua) ucapan ini ditujukan kepada gong
yang baru datang
Kedua, acara pemberian pemberkatan atau
acara pemujaan dan memberikan sesajian makanan terhadap gong itu. Dan
dilanjutkan dengan peresmian pemukulan gong, yang menyatakan gong ini sudah
menjadi milik masyarakat adat nua bosi.
Ketiga acara woi( mengucapkan senandung bahasa adat ) yang menceritakan riwayat
hadup dan merenung persoalan yang ada di komunitas adat nuabosi.
Ke Empat, acara sambutan-sambutan dan sekaligus
atraksi seni musik geko yang
dibawahkan oleh masyarakat adat Nuabosi.
Semangat untuk
menghidupkan kembali adat dan Budaya Nuabosi
Muncul semangat Tokoh adat dan masyarakat adat Nua bosi,
tidak terlepas dari bentuk dorongan perjuangan AMAN wilayah Nusa bunga yang
telah menunjukan bukti telah berhasil merebutkan kembali hutan masyarakat adat.
Di komunitas Nuabosi sebelum AMAN hadir dihadapan mereka, masyarakat adat
Nuabosi sedang bermasalah dengan pemerintah dalam hal ini Dinas kehutanan.
Permasalah itu negara mengambil alih hutan adat menjadi hutan negara. Ketika
AMAN masuk dan mensosialisasi Keputusan Mahkamah Konstitusi No 35/PUU-X/2013 dan sosialisasi
terkait dengan perjuangan AMAN, serta mendorong komunitas untuk menghidupkan
kembali kearifan budayanya.
Kemudian Aman juga menjelaskan betapa penting membangkitkan
kembali ritual adat sesuai dengan warisan leluhur yang secara turun temurun.
Sebab menurut AMAN bahwa dengan adatnya rumah adat, tubu musu ora nata( simbol
kekuatan kampung ), sanggar seni, serta alat-alat tradisional warisan leluhur,
menjadi bukti kepada negara bahwa masyarakat adat itu ada.
Menurut Adriamus Doga ketika diwawancarai dengan salah satu
pengurus aman Nusa Bunga, menyatakan bahwa acara adat yang dilakukan dengan
kembali mengadakan gong adat ini, merupakan semangat baru untuk membangkitkan
masyarakat adat tantangan budaya baru dari luar. Dan juga dengan kembali
menghidupkan acara ini, karena didalam internal masyarakat adat nuabosi sesama
tokoh adatnya ada permasalahan yang akar persoalan perebutan hak kekuasaan
dengan garis keturunan, dan permasalahan itu seluruh kegiatan yang menyakut
adat dan sermonial tidak dijalankan kurun waktu selama 32 tahun.
Selanjutnya Ardian mengatakan Berkat kehadiran AMAN Nusa Bunga,
yang hadir bersama-sama memperjuangkan perebutan kembali hutan adat kami, maka
pada hari ini seluruh keluarga besar komunitas adat Nuabosi kembali nyatu dan
kami mulai kembali menghidupkan adat dan budaya kami, untuk menunjukan kepada Negara
bahwa masyarakat adat Nuabosi itu ada.
Acara Poto Nggo dan peremian gong ini, manjadikan masyarakat
adat nuabosi untuk kembali menyatu dan memulai menghidupak kembali adat dan
budayanya, selanjutnya akan siap bergabung dengan Aliansi Masyarakat adat
Nusantara untuk berjuang bersama-sama mempertahankan hak-hak masyarakat adat
untuk Ribuan tahun yang akan datang. Kata Ardian
Yulius Fanus Mari(Jhuan)
0 komentar:
Posting Komentar