AMAN wilayah Nusa Bunga menyelenggarakan Rakerwil I ( Pertama )

Sambutan Ketua Dewan AMAN
di Rakerwil Aman Nusa Bunga
Ende, 09 Desember 2014 Aliansi masyarakat adat nusantara wilayah Nusa Bunga menyelenggarakan kegiatan rapat kerja wilayah ( Rakerwil ) yang dimulai dari tanggal 7-9 Desember 2014 .
Tempat Pelaksanaan rakerwi atau rapat kerja wilayah ini di Firdaus center Nanganesa jalan Flores Ende propinsi NTT.
Peserta rapat kerja wilayah ( Rakerwil I )  ini di hadiri seluru kepengurusan Aman yang ada di flores lembata, yang terdiri dari PW Aman Nusa Bunga, PD flores barat, PD flores Tengah, PD Flores Timur dan Dewan Aman wilayah  serta Dewan Aman Daerah. Turut ikut dalam rapat kerja wilayah ini juga pemuda adat dari Aman wilayah Nusa Bunga.
"Rapat kerja wilayah ini merupakan rapat kerja wilayah yang petama sejak musyawara wilayah pada tahun 2011 yang lalu. Dan dalam kegiatan rapat kerja wilayah ini kita akan melihat kembali, merefleksikan kembali program kerja yang telah di sepakati pada muswi". Kata Bapak Nikolau Rumah selaku ketua Dewan Aman Nusa bunga.
Lebih lanjut bapak nikolaus rumah menjelaskan, AMAN nusa bunga sejak muswil tahun 2011 jika dilihat ada kemajuan yang sangat baik, ada titik kemajuan dari kondisi sebelumnya. Walaupun masih banyak catatan-catatan yang kedepannya kita perbaiki secara  bersama. Sebab banyak masalah di komunitas anggota Aman mulai dari masalah tapal batas, masalah pemahaman anggota komunitas yang belum mengerti tentang kerja-kerja AMAN dan metode kerja yang dilakukan. Kata nikolaus dalam sambutan awal mewakili dewan Aman nusa Bunga. 
Kemudian menurut Eustobio Rero Renggi dalam sambutan mewakili Pengurus Besar Aman Mengatakan,"Rapat kerja wilayah Aman nusa bunga pertama merupakan ajang konsolidasi dan memperbaiki mekanisme kerja-kerja Aman kedepannya sebab, dilihat dari perkembangan Aman nusa bunga butuh di perbaiki cara kerja yang lebih maju dan kualitas.
" Rakerwil ini kita akan mendiskusikan beberapa perkembangan dan kemajuan organisasi AMAN dalam kerja-kerja advokasi persoalan masyarakat adat dan pembanguna Ekonomi Masyarakat adat". Jelas eustobio.
Lebih jauh eustobio mengatakan rakerwil ini juga akan mendiskusikan peran tugas, fungsi dari masing-masing tingkatan struktur kepengurusan AMAN. " Pembenahan mekanisme kerja organisasi  merupakan hal yang mendasar  untuk melakukan kerja-kerja pengawasan anggota komunitas, kerja pembangunan ekonomi masyarakat adat, kerja advokasi kasus /masalah komunitas adat dan kerja pemetaan wilayah adat, oleh karena itu organisasilah yang menjadi kekuatan awal untuk mengaktifkan seluru kegiatan yang lain. Jika organisasi Pinjang dengan sendirinya proses kerja-kerja lainnya akan terhambat " kata eustobio
Kemudian  Philipus Kami menambakan bahwa saat ini masyarakat adat akan menghadapi ekonomi pasar bebas pada tahun 2015, oleh karena itu perluh kesiapan yang matang dari komunitas masyarakat adat.  Masyarakat adat jangan hanya dijadikan sebagai obyek pasar, sebab masyarakat adat yang mempunyai sember kekayaan alam. Jelasnya.
“ Jika kita mulai membangun pertumbuhan ekonomi komunitas adat kita tentu persoalan apapun yang ada dikomunitas adat kita bisa diselesaikan, pasar bebas bisa kita sambut dengan tetap mengedepankan kepentingan komunitas adat. Dan  Masyarakat adat mulai saat ini harus melakukan kerja-kerja konkrit untuk menunjukan kepada negara bahwa masyarakat adat mempu mengurus sendiri kehidupan komunitasnya. Jelas Phlipus.
Lebih lanjut Phlipaus mengungkapkan bahwa masyarakat adat yang ada di wilayah nusa bunga harus memulai menjaga tanah warisan leluhurnya, menjaga kebudayaannya, menjaga alamnya agar tidak boleh di ambil/dibeli pada pihak manapun dengan merugikan masyarakat adat. komunitas adat yang ada diwilayah nusa bunga harus betul-betul siap mendorong regulasi –regulasi demi kepentingan kehidupan masyarakat adat seperti Perda tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat .
Dan dalam agenda pembahasan laporan dari masing-masing pengurus daerah aman nusa bunga,mulai dari pengurus daerah flores Barat sampai Flores timur, mengungkapkan bahwa banyak sekali kasus yang menimpa masyarakat adat.
Peserta Rakerwil 
“ Kasus yang telah menimpah masyarakat adat terkait dengan investor tambang dan kehutanan, seperti yang terjadi di manggarai, investor tambang dan pemerintah bekerja sama menindas masyarakaat adat, merampas tanah masyarakat adat demi kepentingan pertambangan. Perlawanan masyarakat adat pun terjadi, ada yang menjadi korban dan juga ada yang sampai pada di penjara.” kata Ferdi dance Ketua PD flores barat.
lebih lanjut ia menjelaskan “ Masyarakat adat Dibolebo juga menjadi korban keserobohan pemerintah dan investor tambang, masyarakat adat menolak itu sambi ibu-ibu harus telanjang dada hanya mempertahankan tanah warisannya. Sebab tanah adalah ibu yang dapat memberi penghidupan bagi masyarakat adat, dan dikatakan masyarakat adat adalah masyarakat yang berhubungan erat dengan tanah dan budayanya. “ katanya.
hal yang sama juga terjadi di PD flores timur tepatnya di maumere/sikka. “ kasus masyarakat adat dengan HGU ( Perebutan Tanah dengan gereja ) yang juga akan merebut tanah masyarakat adat. Kini kasus tersebut masih dalam proses advokasi.” kata Sius Nadus
Saat ini dilihat dari kejadian pada kehidupan masyarakat adat maka, dapat dikatakan bahwa negara sedang berkompromi dengan investro asing. Negara di bayar investor untuk menindas rakyatnya sendiri, demi keuntungan pribadi.
Dan akhir dari kegiatan rapat Kerja Wilayah Aman Nusa Bunga menuai kesepakatan-kesepakatan demi memperjuangkan hak-hak masyarakat adat lewat wadah organisasi AMAN.



Yulius Fanus Mari ( Jhuan ) Biro INFOKOM AMAN Nusa Bunga 


Share on Google Plus

About amannusabunga.blogspot.com

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar: